Puisi Tentang Kekuasaan Yang Berdaulat Dengan Tata Pemerintahan
Negeri ibu pertiwi yang kucintai dan kubanggakan banyak hal yang tidak bisa lagi kita bayangkan dengan permainan dan tindakan sosok mafia berselimut di dalam pemerintah dengan begitu elok nya permainan dengan masyarakat kecil yang tidak bisa menyuarakan dan tidak di dengar, semboyan ibu pertiwi dengan kata yang sangat indah "tiap jengkal tanah dan setiap tetes darah yang telah diberikan harus dijaga dan dihormati" Semboyan ini mengingatkan kita bahwa kebebasan dan kesetaraan yang kita nikmati saat ini adalah hasil perjuangan melawan penjajah. Dalam hal ini dimana letak semboyan tersebut untuk hak masyarakat dalam aspirasi membangun kedaulatan bersama untuk melangkah menyambung hidup untuk keluarga, banyak kesedihan yang tidak bisa diutarakan dan tidak bisa di suarakan harus bagaimana dan harus apa kami perbuat untuk menyambung hidup saja susah di negeri tercinta ini banyak tindakan dan tindasan yang tidak bisa lagi kita bayangkan. Semoga Negeri ibu pertiwi ini kembali pulih untuk menjunjung tinggi kedaulatan untuk kita semua. Aamiin Ya Rabbal Alamin
Puisi yang ku tulis dari Hati Bukan Pikiran...
"Pemitaran Kehidupan"
Cipta : Guruh Az
Ku berkelana...
Dalam perlawanan kehidupan
Yang dipenuhi...
Pemitaran kehidupan...
Peradaban saat ini dikuasai
Dengan penuh kekuasaan
Darimana engkau telah dilahirkan
Tidak membawa segumpalan harta...
Pertama kali saya membuat syair tentang pemitaraan kehidupan yang saya rasakan di dunia nyata, begitu indah yang saya rasakan di sekeliling saya. Begitu pintar seseorang dalam kehidupan yang membuat lupa dalam kesederhanaan kehidupan, betapa leluconnya kehidupan yang membuat seseorang terkena dampak yang mampu merasakan psikis pikirannya. "Wahai tuan & puan darimana engkau sudah dilahirkan di dunia tidak membawa segumpalan harta", kau sudah terlena di dalam permainan dunia fana terlalu serius engkau memainkannya. Ada sebagian hak mereka (rakyat) yang sudah kau raup sepenuhnya kau begitu pintar dalam permainan kehidupan sampai kau ambil alih dalam permainan, kau lupa kalau ada seseorang yang bermain di dunia bersamamu untuk menyambung kehidupannya. Apakah kau sudah gelap mata sampai engkau bermain merasa sendiri?
Berikan hak meraka (rakyat) bermain untuk menyambung hidup. Sedangkan kau sudah terlalu kenyang dalam kehidupan, kau sudah tidak pusing lagi untuk menyambung kehidupanmu.
"Kembalikan Hak Rakyat Pertiwi"
Cipta : Guruh Az
Wahai dunia sadarkanlah insan yang tak bertanggung jawab
Dimana para pendahulu mengorbankan sepenuh jiwa
Tak sedikit pun mengambil hak rakyat sendiri
Darimanakah kau dilahirkan? yang begitu polos
Kau begitu cerdas wahai insan, sampai kau lupa?
Darimana kau dilahirkan...
Tuan & puan kau sudah dilahirkan di dunia
Sebagai penerus bangsa ini...
Sebagai warisan dari para pendahulu...
Yang sudah di gariskan oleh ibu pertiwi
Sebagai pemimpin hak rakyat...
Dengarkanlah syair rakyat yang tak mengerti apa – apa...
Hanya ingin hak mereka yang begitu mencukupi...
Untuk menutupi kekurangan kehidupan sehari – hari...
Dunia berkata adil bagi penguasa...
Doa menjawab adil bagi rakyat...
Yang berpegang teguh & tulus...
Menghadapi kehidupan era globalisasi yang akan datang...
Puisi yang saya tuliskan berjudul "Kembalikan Hak Rakyat Ibu Pertiwi" menggambarkan dimana pada jaman era ini, petinggi - petinggi yang sudah dilahirkan di dunia sebagai penerus bangsa dan sebagai warisan dari para pendahulu yang sudah gariskan oleh ibu pertiwi sebagai pemimpin hak rakyat. Tetapi manusianya itu sendiri lupa darimanakah kau dilahirkan? Yang begitu polos, memang saya tidak begitu mengerti tentang politik & hukum. Saya menulis ini menyadari yang ada di sekitar kita begitu banyak permainan yang tidak masuk akal yang masyarakat pikirkan betapa curangnya tuan dan puan permainkan hak rakyatnya, dengarkanlah syair rakyat yang tidak mengerti apa - apa hanya ingin hak mereka mencukupi untuk kehidupan sehari - hari.
Kita merenung dan kita berdoa untuk para pejuang yang sudah mendahului kita dimana para pejuang mengorbankan seluruh jiwa tidak tanpa pamrih memperjuangkan negara ini dan hak rakyat indonesia untuk mengibarkan bendera merah putih menjujung tinggi negara indonesia untuk kemerdekaan.
"N.O.R.M.A"
Cipta : Guruh Az
Peradaban...
Perkembangan jaman memiliki sebuah peran...
Perilaku masyarakat dari jaman ke jaman berubah pesat...
Peradaban saat ini berubah dalam segi norma...
Dimana norma dalam kehidupan sehari – hari
Dalam masyarakat tidak diterapkan sesuai dengan ketentuan...
Norma agama, kesusilaan, kesopanan dan hukum...
Perilaku dan pedoman menciptakan kehidupan yang tentram...
Negara, bangsa dan masyarakat
Memiliki peradaban yang berbeda...
Bangsa memiliki penduduk 273.879.750 jiwa...
Dimana sifat dan karakter berbeda...
Di bumi pertiwi ini kita berpijak ...
Dalam satu suara dalam satu gerakan...
Tiada kata pemitaran dan keegoisan...
Dalam satu nahkoda kita berlayar megarungi samudra pertiwi...
Semoga bumi pertiwi ini akan pulih kembali untuk berlayar dalam
peradaban...
"Menyebut Diri Bangsa Indonesia"
Cipta : Guruh Az
Ku ingin menjujung tinggi bendera merah putih
Ku ingin jiwa dan ragaku mengalir persatuan
Yang ku ingin bangsa ini menyatu pada semboyan
Segenap jiwa dan ragaku kepada negeri ku
Semboyan negeriku bhinneka tunggal ika
Di lambangkan dengan garuda pancasila
Mewujudkan persatuan dan kesatuan indonesia
Terima kasihku untuk pahlawanku
Pengorbanmu selalu kami ingat
Perjuanganmu selalu kami kenang
"Mengenal Kerasnya Dunia"
Cipta : Guruh Az
Ku di datangkan dengan sosok yang tak ku kenal
Ku menyapa dengan senyuman sederhana
Berdialog tentang kehidupan yang di arunginya
Betapa sederhananya yang beliau ceritakan
Narasi begitu panjang yang beliau katakan
Sampainya berkumandang adzan subuh
Bertema kehidupan yang dia rasakan
Begitu elok yang dia nasehati tentang kehidupan
Bersendagurau menutupi kecemasan yang beliau rasakan
Menahan dinginnya malam yang di rasakannya
Menutupi kelaparan yang dirasakannya
"Bumi & Manusia"
Cipta : Guruh Az
Wahai bumi yang tak ada porosnya
Andaikan manusia tau begitu serakahnya
Adakalanya bumi ini perlu istirahat
Tiada hari demi hari manusia meraup seisi bumi
Tak sempatnya bumi ini menyuburkan alam semesta
Andaikan satu tahun manusia membantu bumi
Akan indah dan rupawan yang menghiasi mata
Wahai manusia apa kau tak lelah meraup segalanya
Waktu dan hari mu yang begitu fokus dalam meraup
Pikirkan sejenak wahai manusia sudah begitu serakahnya
Alam semesta ingin sekali menimbulkan keindahan untuk kita
Puisi yang saya tulis berjudul "Bumi & Manusia" menggambarkan situasi yang saat ini kita rasakan terhadap manusia yang tak bertanggung jawab kepada alam semesta "Wahai manusia apa kau tak lelah meraup segalanya" alam semesta ingin sekali menimbulkan keindahan untuk kita.
Tak sempatnya bumi ini menyuburkan alam semesta "Andaikan manusia tau sudah begitu serakahnya" andaikan satu tahun manusia membantu bumi, akan indah dan rupawan yang menghiasi mata kita.
Marilah kita membantu bumi adakalanya bumi ini perlu istirahat, tiada hari demi hari kita meraup seisi bumi. Pikirkan sejenak wahai manusia sudah begitu serakahnya.
"Boleh kah ku menangis"
Cipta : Guruh Az
Ku tak kuasa melihat keadaan yang ku lihat
Tangisan hati yang tak terdengar
Ratapi kesibukan dunia yang tidak ku mengerti
Ingin kulepas semua tangisan hati ini
Ini aku hati yang menangis berpura-pura tegar
Rangakaian kata yang tak kuasa melihat keadaan
Narasi yang ku lihat yang kurangkai dalam syair
Risau dalam keadaan peradaban saat ini
Ijinkan aku menangis dalam keadaan sunyi
Indah rasanya melepas keluh kesah hati ini
Iringan doa untuk kebaikan kita semua
Puisi yang saya tulis berjudul "Boleh Kah Ku Menangis" menceritakan dalam perjalanan pulang kerja saya melihat seorang lansia meneduh dipinggir trotoar yang tak berdaya mengengam sebuah aqua gelas berisikan nominal uang yang tak seberapa, ku tak kuasa melihat keadaan yang ku lihat.
Tangisan hati yang tak terdengar, ratapi kesibukan dunia yang tak kumengerti. Ingin kulepas semua tangisan hati ini, narasi yang kulihat dan yang kurangkai dalam syair.
Risau dalam keadaan peradaban saat ini, ijinkan aku menangis dalam keadaan sunyi indah rasanya melepas keluh kesah hati ini. Iringan doa untuk kebaikan kita semua.
"Keindahan Negeri Para Penguasa"
Cipta : Guruh Az
Ku tau kau manusia biasa yang tak bersayap
Perihal suara rakyat yang tak kunjung kau dengar
Riwayat mu yang kami harapkan untuk suara kami
Ini kah balasan mu dalam pemilihan suara rakyat
Tak ada yang kau rangkum dalam rapat paripurna
Andaikan kau tau rakyat memilih mu
Untaian kata dari rakyat untuk kebaikan negeri ini
Ini negeri kita bersama untuk kebaikan bersama
Apalagi yang kau rencanakan untuk negeri ini
Informasi yang kami dapat tak seindah kami dengar
Revolusi kata yang sudah tenggelam yang kami dengar
Puisi yang saya tulis berjudul "Keindahan Negeri Para Penguasa" menggambarkan para penguasa yang sudah di gariskan sebagai pendengar suara rakyat perihal suara rakyat yang tak kunjung kau dengar, riwayatmu yang kami harapkan untuk suara kami. Ini kah balasan mu dalam pemilihan suara rakyat.
Tak ada yang kau rangkum dalam rapat paripurna, andaikan kau tau rakyat memilih mu ini negeri kita bersama untuk kebaikan kita bersama, apalagi yang kau rencanakan untuk negeri ini.
Informasi yang kami dapat tak seindah kami dengar, revolusi kata yang sudah tenggelam yang kami dengar. Semoga harapan kami para rakyat yang tak mengetahui visi dan misi yang kau jalani dapat memberikan untuk kami yang terbaik.
"Baik, Buruknya Kehidupan"
Cipta : Guruh Az
Ku berpijak dari kehidupan kerajaan
Narasi yang tak pantas ingin kudengar
Risau keadaan yang tak pantas lagi di ceritakan
Negeri para penguasa dari cerita dongeng
Baik, buruknya kehidupan di penuh kejutan
Belajar tentang menyimak suatu drama penguasa dunia
Adakalanya ku menemukan baik, buruknya kehidupan
Tak pantasnya dunia dipenuhi penguasa kehidupan
Negeri dongeng yang dipenuhi cerita jenaka
Alur yang tak dimengerti untuk peran rakyat
Tangisan kesusahan hanya untuk peran rakyat
Puisi yang ku tulis berjudul "Baik, Buruknya Kehidupan" menggambarkan tentang berpijak di dunia kerajaan, negeri para penguasa dari cerita dongeng. Risau keadaan yang tak pantas lagi di ceritakan.
Baik, buruknya kehidupan dipenuhi sebuah kejutan narasi yang tak pantas lagi kudengar, belajar tentang menyimak suatu drama penguasa dunia.
Tak pantasnya dunia di penuhi penguasa dunia, negeri dongeng dipenuhi cerita jenaka alur yang tak mengerti untuk peran rakyat. Tangisan kesusahan untuk peran rakyat adakalanya ku menemukan baik, buruknya kehidupan.
"Semboyan"
Cipta : Guruh Az
Ku lihat dalam sebuah peradaban saat ini semakin kisruh...
Harapan yang tak terdengar oleh perwakilan rakyat...
Teriakan masyarakat yang tak lagi di dengar...
Riuh suara masyarakat dalam berbagai suku, ras dan agama yang menjadikan suatu Bhinneka Tunggal Ika...
Antarkan kami dalam suatu suara yang sama dalam ketentraman negeri ini...
Indonesia tetap menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan...
Nurani kami dalam doa menjunjung kebaikan...
Narasi yang tak lagi ingin kami dengar tentang penindasan masyarakat...
Teriakan kami bersatu dalam sebuah "Semboyan"